Ketika karya foto tidak lagi atas namaku
Menjadi fotografer, atau sekadar orang yang berkarya dengan kamera, bukan cuma soal menghasilkan gambar yang indah. Ada waktu, tenaga, rasa, dan proses panjang di balik satu foto, sayangnya, tidak semua orang menghargai proses itu. Beberapa waktu lalu, aku menemukan karya fotoku digunakan dan bahkan diperjualbelikan atas nama orang lain. tanpa izin. tanpa kredit. tanpa komunikasi. Awalnya aku kira ini hanya kesalahpahaman tapi setelah ditelusuri, ini jelas bukan sekadar salah unggah atau lupa mencantumkan nama. Rasanya campur aduk, marah, kecewa, tapi juga lelah. Bukan masalah materi, tapi karena kehilangan pengakuan. Karya yang seharusnya merepresentasikan perjalanan dan identitasku, tiba-tiba berdiri di bawah nama orang lain. Di era digital, mencuri karya terasa sangat mudah. Satu klik simpan, satu unggah ulang, lalu selesai. Yang sering dilupakan adalah bahwa karya visual tetaplah milik penciptanya. foto bukan barang bebas pakai hanya karena bisa diakses publik. Aku menulis ini buka...